Salahkah?

SALAH KATA! SALAH RASA

Tepat tanggal 24 Mei 2017
Pukul 04.15 WIB, bunyi BBM membangunkanku. Hmm darimu rupanya.
“Yay“ panggilan namaku, engkau kirimkan lewat mesenger.
Kubalas dengan memanggil namamu.“Hy” sebut saja panggilan namanya.
Obrolan singkat tercipta diantara kita mulai dari kenapa belum tidur atau kenapa kok gak tidur dan lain sebagainya, biasa saja, sampai kau memanggil namaku lagi.
“Yay”
“Apa sih manggil terus?Hahaa”. balasku penuh tawa
“Ada sesuatu yang ingin ku ungkapkan padamu” katamu dalam pesan itu.
Haha aku tak kan tertipu, karena sebelumnya kau pernah mengelabuiku dengan kata itu, dan lagi kau milik seseorang disana (Pikir ku).
“Kali ini tolong serius yay, kita memang selalu bercanda. Untuk kali ini saja tolong serius”.Lagi balas BBM mu  yang meyakinkanku agar tak megirim emoticon tertawa selalu.
Namun selalu saja, ku coba untuk mencairkan suasana, karena jantungku, yang semula normal kini berdetak tak beraturan, aku gugup. (Bagusnya dia diseberang telepon sana tak tau hmmm...)
Akupun juga menyadari ini suatu kesalahan, lagi kubalas “hahha kenapa sih? Harus ya serius banget “
“‘Iya, please sekali ini saja, kan ku  sampaikan perasaan yang ada dihatiku ungkapnya, tapi kalau sudah dibaca langsung dihapus ya yay“. Katanya lagi
“Haha, kayak penipuan ya kalau udah dibaca langsung hapus”, candaku lagi. “Oke deh serius deh, serius, kenapa?” balasku
~Panjang lebar yang disampaikannya padaku, kata-kata yang baru pertama kali kudengar, sempat terharu, baper, perih, campur aduk rasanya, dan aku tak tau harus mengatakan apa? ~
Berulang kali kubaca tulisan puitis itu. Sampai aku, membaca dengan logika yang harus ku katakan dengan serius pula
Hmm, terimakasih untuk kata yang kau sampaikan entah itu kebenaran atau penuh kepalsuan karena membedakannya pun sulit, biarlah waktu terus berjalan dan biarkan hatiku yang menjawab hingga rabbi sang maha pembolak-balikkan hati manusia menakdirkan aku dengan siapa dan kau dengan siapa. Karena segala sesuatu bergantung pada- Nya.
Baru akan kukirim send ... tapi dia mengirim pesan lagi, “tak perlu yay balas hanya perlu simpan dalam hati dan tunggu waktunya tiba nanti...”
Dan seperti yang dimintanya aku menghapus kalimat puitisnya dari handpone jadulku. Namun, tak kupungkiri sulit bagiku menghapus kalimat istimewa meski dusta dari ingatan yang diciptakan tuhan, Memory yang takkan pernah penuh karena baru sedikit yang digunakan.
Setelah hari-hari berlalu kenapa rasanya kau semakin menjauh, entah tumbuh rasa malu atau memperbaiki diri dulu. Jujur aku merindu.
Tapi sekali lagi logika ku bermain dalam pikiran yang beberapa kali terniang wajah mu, aku lumpuh pada mata yang pernah ku lihat. Ya Allah ampuni hamba atas rasa cinta yang terjadi belum pada waktunya.
Tapi aku selalu berusaha untuk menepis rasa rindu yang belum kutanyakan pada-Nya. Hingga suatu malam aku bertanya pada rabb ku. Mungkinkah nanti dia? Mungkinkah suatu saat nanti dia? Akh, mengapa aku bertanya bukan meminta. Ia aku masih meragu, tak sengaja dan tak terkira air mata mengalir basahi pipi lewat jiwa yang berpasrah.
Ya Allah jika bukan dia yang kau takdirkan pada ku tolong hapus kan rasa yang salah.
Ya Ilahi rabbi jika memang dia pun orangnya hilangkan lah rasaku saat ini karena ini pun belum tepat waktunya.
Bismillahirahmanirrahim.
Ketika kau membayangkan seseorang yang pernah berjanji padamu dan mengatakan semua isi hati. Katanya !
Iya karena aku benar-benar tak bisa mendengar apa kata hati yang ada dalam hatinya. Yang kutau sepertinya itu rasa sementara .
Sungguh memalukan aku tak bisa memungkiri aku sempat memikirkan hal kebenaran yang ada pada setiap kata-kata yang disampakaikan olehnya, sedih sekali rasanya kenapa datang belum tepat waktunya.
Tapi kenapa kau memberiku harapan palsu yang aku selalu saja memikirkannya. Naudzubillahminzalik
Ya rabb ampuni hambamu, yang merasakan cinta pada yang belum sah, pada yang seseorang hambamu pula
Ukhti janganlah kau percaya akan janji yang tak pasti, berapa lama kau disuruh menunggu olehnya. Bukankah jika dia sungguh sungguh akan mendatangi walimu. Yakinlah ukhti, Perbaiki dirimu.
Akhi jangan lagi ya, umbar-umbar janji, mapankanlah dirimu, perbaiki hatimu datangi walinya, katakan lamar pasti langsung terima deh jika akhi sungguh-sungguh.


Komentar

Postingan Populer